6 Tips Regulasi Emosi yang Perlu Orang Tua Ketahui dan Lakukan

If we expect students to be kind, we need to be kind adults.
If we expect students to be cooperative, we need to be cooperative adults.
If we expect students to be responsible, we need to be responsible adults.
Model. Model. Model.

– Lisa Romano –
Teacher

Aloha! Figur terdekat anak yang akan menjadi role model dalam berbagai aspek perkembangan hidupnya adalah orang tua. Ada pepatah yang mengatakan bahwa anak adalah peniru yang ulung.

Pernah bertanya-tanya gak,
kenapa anakku kok suka berteriak ya? atau sebaliknya,
kenapa anakku bisa se-sweet itu sama temennya?
Satu jawaban, atau mungkin pertanyaan lanjutan, yang biasanya langsung terlintas adalah “Ini pasti ngikutin siapa nih.” Nah, ini memang benar ya Buk, Pak. Meskipun ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya perilaku tertentu pada anak, tapi salah satu faktor terbesarnya adalah karena meniru, apalagi kalau usia anak masih batita atau balita. Jadi, yuk mulai kita jaga omongan dan perilaku kita. Sebisa mungkin kita kasih contoh yang baik ya, Parents.

Salah satu hal penting yang akan dipelajari anak dari orang tuanya adalah cara mengelola emosi. Orang tua memegang peran penting dalam proses keberhasilan koregulasi emosi (emotional co-regulation) dengan anak. Untuk itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk berlatih mengelola emosi kita dahulu. Tentu bukan proses yang mudah dan sangat memungkinkan akan berlangsung bersamaan dengan proses keseharian bersama si kecil.

Bukanlah hal yang mudah untuk menghadapi situasi dimana anak mengamuk (atau bahkan tantrum), berteriak, menangis, dan berbagai situasi sulit lainnya. Terlebih, kalau kita punya pengalaman personal yang bisa memicu emosi tertentu terkait hal tersebut.

Di bawah ini, ada beberapa tips yang bisa membantu kita sebagai orang tua untuk proses regulasi emosi.

  1. Tarik nafas panjang, tenangkan pikiran, afirmasi diri, gunakan ‘mantra’ atau kalimat-kalimat positif untuk menenangkan diri kita. Hindari menyalahkan diri sendiri atau panik.
  2. Aktif bertanya, mau belajar dan meminta bantuan pada orang lain atau pihak profesional yang dianggap kompeten.
  3. Tetaplah tenang saat menghadapi anak menangis, ngambek, atau bahkan tantrum. Tutup mata dan bayangkan kita ada di posisi anak kita, seorang yang kecil dan tak berdaya bersama dengan orang yang sangat disayanginya. Cara ini dapat membantu orang tua kembali menyadari bahwa anak adalah manusia yang masih kecil dengan fungsi kognitif-sosio-emosi yang belum berkembang dengan matang.
  4. Berani bersikap konsisten dan tegas. Tegas bukan berarti kaku atau kasar. Selain itu, proses ini membutuhkan waktu, tidak akan langsung berhasil dalam sekejap. Konsistensi akan memberikan hasil yang nyata dan dampaknya dapat kita rasakan.
  5. Luangkan waktu untuk istirahat, rileks, dan tetap mempunyai waktu untuk diri sendiri. Me-time itu perlu ya, Buk, Pak.
  6. Menerima keadaan anak sebagaimana adanya dan “berproses” bersama anak.

Apakah kalau sudah melakukan 6 tips tersebut pasti langsung berhasil? Belum tentu dong, Buk, Pak. Gak ada sesuatu yang instan. Mie instan aja butuh 5-10menit untuk dimasak dan akhirnya bisa dinikmati, apalagi ini.

Proses mengubah diri menjadi lebih baik pasti butuh waktu.
Lho, kok mengubah diri? Emangnya aku yang perlu berubah, bukannya anakku?
Nah, sebetulnya kita sebagai orang tua bisa lho menjawab sendiri pertanyaan ini hehe. Perlu kita ingat bahwa kita, orang tua, sebagai suatu pribadi, juga membawa berbagai trauma dan nilai hidup yang membentuk diri kita seperti saat ini.

Yuk mulai merenung, apa sih yang membentukku seperti sekarang, dan apa yang bisa kita lakukan untuk membentuk buah hatiku agar bisa mempunyai pengalaman emosi yang lebih postif?

Asal kita yakin mau berubah dan terus berusaha menciptakan suasana emosi yang lebih baik di dalam keluarga, pasti suatu hari akan kita petik hasilnya.

Kapan-kapan aku akan bahas tentang cara-cara praktis yang bisa kita lakukan untuk ko-regulasi dengan anak, yaa.

Semangat, Parents 😀

Sumber:

IG @kemuningkembar

www.parentingforbrain.com

(Visited 29 times, 1 visits today)

Leave a Comment