Rekaman Perjalanan: Menulis dan Membagi Kisah di Blog

Aloha!

Siapa yang suka nulis buku harian semasa remaja? Tos dulu!

Semenjak tahun 2000an, sekitar kelas 5 SD sampai bangku SMA, saya rajin menulis buku harian. Sayangnya, sekarang buku hariannya sudah ga ada. Saya lupa, entah masih di gudang rumah orang tua atau sudah di tukang loak bersama kertas dan buku-buku jaman sekolah.

Kalau sekarang masih suka nulis buku harian ga?
Wah, jangan ditanya. Tentu sudah engga, waktunya sudah hampir ga ada untuk menulis buku harian.

Sebagai gantinya, saat ini saya menulis di blog saya pribadi. Tentu ga bisa cerita yang terlalu rahasia seperti dulu menulis di buku harian, ya. Tapi, semoga tulisannya bisa jadi lebih bermanfaat untuk orang lain dibanding saat dulu menulis di buku harian.

Langkah Demi Langkah Menekuni Blog

Titik Awal Mengenal Blog

Langkah pertama, sama seperti langkah bayi, di tahun 2008, langkahnya masih sempoyongan, ga jelas mau kemana tujuan menulisnya. Yang penting nulis, curhat. Frekuensi unggahannya juga tidak konsisten.

Berawal saat SMA saya mengambil ekstrakurikuler web design. Dari situ saya mengenal dan tertarik mengulik tentang website. Karena suka menulis juga, saya cari tahu tentang blog yang jaman itu sedang cukup ‘ramai’ dan memulai blog untuk yang pertama kali.

Sampai sekitar tahun 2013, saya masih menulis di blog itu.

Apa sih yang ditulis? Hampir semuanya isinya curhat. Sebagian besar isinya tentang pengalaman pribadi dan puisi. Ya, jaman-jaman anak muda dengan masa ledakan emosi uniknya 😁

Belajar Praktis di Platform Gratis

Ketika pertama kali saya mulai menulis di blog, saya menggunakan platform gratis yaitu Blogger. Menurut saya, Blogger sangat memudahkan teman-teman yang baru mengenal blog dan semangat buat mempercantik tampilan blognya masih menyala-nyala.

Blogger menyediakan beragam tema tampilan dan fitur-fitur yang ramah untuk digunakan oleh pemula yang baru mengenal blog. Ga perlu pakai ilmu coding, tinggal pilih dan edit sesuai kebutuhan.

Rasanya senang sekali karena bisa punya website sendiri. Bisa eksplor banyak hal dengan cuma-cuma. Edit sana, edit sini, sampai galau pilih tema dan layout yang mana, hehe.

Pelatihan Menulis: Penting karena Genting

Tahun 2013 saya berhenti menulis karena rutinitas baru di dunia kerja yang menyita cukup banyak waktu.

Hampir 10 tahun kemudian, di tahun 2022, saya kembali menulis. Saat itu, saya baru melahirkan anak kedua. Ada masa-masanya dimana emosi rasanya bercampur dan menumpuk. Saya merasa perlu melakukan sesuatu yang bisa membuat saya “segar” kembali.

Ya, saya memilih menulis blog lagi.

Apa ga tambah pusing, mengurus keluarga dan kerjaan, sekarang ditambah lagi sama menulis?

Tentu. Pusingnya pasti ada. Tapi, buat saya, menulis bisa menjadi sarana saya memperbarui semangat, menambah wawasan, mengembangkan keterampilan, dan bonusnya, bisa jadi cuan juga.

Jadi, saya memutuskan untuk mulai menulis. Tepatnya, belajar menulis blog lagi, secara lebih profesional.

Kenapa harus profesional? Supaya bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, mengikuti trend pembaca saat ini, sekaligus menghasilkan sesuatu untuk saya sendiri. Entah itu pengetahuan maupun keuntungan finansial.

Menghasilkan sesuatu dari blog tentu membutuhkan pengetahuan, tenaga, dan biaya. Akhirnya, saya mengikuti pelatihan menulis di tahun 2023.

Di era kemajuan teknologi yang pesat seperti saat ini, tersedia banyak sumber belajar untuk teman-teman yang ingin meningkatkan keterampilan menulis, khususnya blog. Beberapa berbayar, tapi banyak juga yang memberikan ilmu secara cuma-cuma.

Saya juga banyak belajar dan meningkatkan skill menulis dari media online. Banyak platform kursus online yang juga memberikan sertifikasi. Mau ilmu gratis dari YouTube atau dari konten para blogger dan penulis senior di Instagram juga banyak sekali.

Teman-teman juga bisa bergabung dalam komunitas blogger di daerah kalian tinggal. Di dalam komunitas seringkali diadakan acara berkumpul, pelatihan atau diskusi yang erat kaitannya dengan dunia blogging.

Kuncinya, minat dan rasa ingin tahu kita.
Ayoo, yang sukanya scrolling sambil rebahan, supaya waktunya ga sia-sia, teman-teman bisa scrolling dan mempelajari konten sesuai minat kita. Males nyatet? Screenshot atau save dulu untuk kita lihat lagi di kesempatan berikutnya.

ASUS: Konsisten Menjadi Teman Perjalanan, Menemani dan Menjaga Asa

Bertahun-tahun menemani perjalanan menulis, ASUS menjadi saksi perjalanan saya mulai dari langkah tahun pertama ngeblog sampai belasan tahun kemudian. Dulu, saya pakai ASUS Eee PC dengan warna ungu kesukaan saya. Pernah berganti juga dengan laptop ASUS Vivobook keluaran lama.

Dari tahun ke tahun, Asus selalu berinovasi dengan spesifikasi dan fitur laptop yang semakin memanjakan penggunanya. Salah satu incaran saya saat ini adalah ASUS Expert Book B5 Flip yang keren sekali. Yuk, semangat nabung nabung nabung!

Desain ASUS ExpertBook B5 Flip yang tipis dan ringan, dengan berat hanya sekitar 1.2 kg, serta fitur yang lengkap dan berkualitas tinggi, akan sangat mendukung kinerja teman-teman blogger. Apalagi yang mobilitas kerjanya tinggi. Laptop ini praktis sekali, paket komplit.

ASUS juga konsisten mendorong semangat perjalanan para blogger dengan mengadakan banyak event gathering, kompetisi blog, dan kolaborasi dengan komunitas blogger. Dukungan ini tentu akan menguatkan dan menjaga langkah para blogger untuk terus memberikan karya yang menarik dan informatif untuk pembaca di tengah berbagai tantangan jaman.

Menulis Blog, Sulitkah?

Sebagai seorang blogger pemula, menulis blog memiliki tantangan tersendiri untuk saya.

1. Teknologi atau Fasilitas Pendukung

Melanjutkan bahasan tentang laptop, menulis blog memang membutuhkan fasilitas laptop, komputer, ataupun alat pendukung serupa untuk menulis dan menyimpan informasi secara online.

Saya pernah kesulitan menulis karena terkendala laptop yang rusak. Meskipun demikian. Saya tetap berusaha menulis, baik ide-ide konten, maupun isi artikelnya, menggunakan notes di hp, tablet, atau di buku catatan biasa.

Tentu lebih sulit dan lebih lama, tapi bisa.

Saya belajar untuk lebih adaptif dalam menggunakan perangkat pendukung untuk menulis. Jadi, ga tergantung dari satu perangkat tertentu saja.

2. Writer’s Block

Saat memulai menulis, saya juga sering mengalami writer’s block. Bingung tema apa yang akan ditulis.

Lalu, gimana cara mencegah dan mengatasi writer’s block?

a. Membuat content plan: menjadwalkan tema penulisan artikel blog setiap seminggu 2 kali unggahan. Jadi, ga bingung lagi mau nulis apa karena sudah ada catatan di setiap jadwal penulisannya.

b. Refreshing: Kalau lagi jenuh atau banyak yang dipikirkan, biasanya pikiran macet, ya. Nah, kalau saya, biasanya saya istirahat dulu dari menulis. Saya alihkan dulu sebentar ke aktivitas yang menyenangkan, seperti makan cemilan kesukaan, menonton drama Korea atau sekedar pindah tempat menulis.

Kalau biasanya cuma di rumah, pas lagi jenuh bisa ngetik di kafe. Pikiran bisa jadi fresh lagi.

c. Rajin mencatat: Terkadang, ide untuk tema menulis suka datang tiba-tiba. Ketika ide tema menulis terlintas, langsung catat di hp atau notes di laptop supaya tidak terlupa.

3. Sikap Pesimis

Seringkali saya merasa kurang percaya diri dengan tulisan yang saya buat. Rasanya, mau nge-share tulisan sendiri kok malu, takut diremehkan dan dikritik orang lain.
Untuk mengatasinya, saya sering membaca ulang tulisan saya sebelum diunggah, memastikan alurnya sudah bisa dipahami.

Selain itu, saya berusaha bersikap positif dengan mengurangi overthinking dan berusaha mengendalikan apa yang memang bisa kendalikan. Kita ga bisa mengontrol orang lain mau berpikir apa, jadi ga perlu dipikirkan berlebihan.

4. Menjaga Konsistensi

Konsisten untuk tetap menulis buat saya bukanlah hal yang mudah. Dengan berbagai kesibukan mengurus keluarga dan projek yang jadwalnya tidak menentu, saya perlu menyusun jadwal agar bisa tetap konsisten menulis blog.

Saya mempunyai target untuk selalu mengunggah minimal 2 artikel dalam seminggu, bebas mau hari apa, tapi biasanya saya jadwalkan di hari Selasa dan Kamis.

Kalau jadwal di minggu tersebut sangat padat dan kurang memungkinkan untuk menulis, biasanya saya usahakan tetap menulis 1 artikel singkat atau mengalihkan unggahan 1 artikel ke minggu berikutnya. Jadi, jumlah tulisan dalam sebulan tetap sama.

Yang penting, usahakan untuk “mulai nulis dulu aja”.

Kalau teman-teman apakah mengalami tantangan menulis yang sama?

Tulis dan Ceritakan, Unggah dan Bagikan

Tahun 2022, titik balik saya kembali menulis blog. Saya juga memberanikan diri membeli domain, supaya selalu termotivasi untuk menulis. Blog dengan domain .com yang baru ini menjadi wadah dan pengingat untuk terus menghasilkan karya.

Kalau teman-teman masih pakai domain gratis juga ga masalah, ya. Masih tetap bisa bermanfaat dan menghasilkan keuntungan juga. Teman-teman bisa cari dan baca informasinya yang banyak tersebar di media sosial dan YouTube.

Tahun 2023, saya mengambil sertifikasi Content Writing (Certified Impactful Writer), yang memantik saya untuk tetap konsisten menulis blog dan semangat untuk mencari peluang menghasilkan tulisan dalam berbagai bentuk selain blog.

Diikuti dengan mengikuti beragam kelas lainnya terkait blog dan menulis, pengetahuan saya tentang blog semakin bertambah. Saya belajar teknik menulis blog yang lebih sesuai untuk tampilan di PC maupun mobile, belajar tentang SEO dan niche blog, dan masih banyak lagi lainnya.

Tahun 2025, sudah ada lebih dari 70 artikel yang saya tulis di blog saya. Tentunya masih sedikit kalau dibandingkan dengan para blogger senior. Namun, jumlah tersebut adalah pembuktian untuk diri saya sendiri bahwa ternyata saya mampu menulis, lho.

Sesuai dengan background saya di bidang psikologi, saya sering menulis tentang area psikologi yang dikaitkan juga dengan peran saya sebagai orang tua.

Saya juga sering membagikan cerita atau pengalaman kuliner, perjalanan wisata, dan pengalaman lain yang sekiranya akan membantu orang lain mendapat informasi tentang hal terkait.

Selain itu, saya juga menyempatkan dan mendorong diri saya untuk ikut serta dalam beberapa kompetisi blog. Puji Tuhan sudah pernah merasakan dapat hadiah dari kesempatan menjadi finalis artikel terbaik dalam lomba yang diadakan oleh salah satu platform edukasi online.

Mengikuti beragam kompetisi blog juga banyak gagalnya dan ga jadi masalah besar buat saya. Rasa kecewa pasti ada, tapi semangat untuk tetap mencoba di kesempatan berikutnya juga masih menyala. Justru dari situ, saya bisa banyak belajar, bukan?

Saya juga pernah mendapatkan penawaran untuk mereview salah satu produk dan dibayar. Saya masih ingat, ketika itu, saya cerita ke suami tentang penawaran tersebut dengan jantung berdebar. Si pemula ini kok tiba-tiba dipercaya dan ditawarin menulis review, dibayar pula. Senangnya bukan main.

Meskipun belum banyak, pengalaman-pengalaman kegagalan dan keberhasilan ini menjadi cerita dan pembelajaran yang berkesan di perjalanan menulis blog selama beberapa tahun terakhir.

Respon positif dari beberapa teman juga menjadi tolak ukur keberhasilan, menurut saya. Ada teman yang terbantu dari pengalaman saya ketika mengurus suatu dokumen di lembaga pemerintahan. Ada juga teman yang terbantu dari review produk yang saya tulis. Senang rasanya kalau tulisan yang saya unggah dan bagikan bisa bermanfaat untuk orang lain.

Bagaimana dengan kalian? Masih ragu untuk menulis dan membagikannya?

Semoga pengalaman perjalanan ngeblog saya yang masih seusia balita ini bisa menginspirasi dan menguatkan langkah teman-teman dalam apapun yang sedang dijalani.

Terima kasih untuk semua teman pembaca, para blogger senior, dan komunitas blogger. Karena kalian, saya bisa mengalami dan membagi sepenggal cerita ini.

Masih banyak hal yang perlu saya pelajari. Masih banyak PR yang menunggu diselesaikan.

Semangat menjaga dan memperbarui asa di tengah hiruk pikuk rutinitas kita semua, ya!

“Konsistensi akan membawamu menuju kesempurnaan.

Tetaplah menulis, teruslah berbagi.”

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel.

(Visited 14 times, 1 visits today)

Leave a Comment