7 Realita Menjadi Orang Tua Baru, Inspirasi dari Serial “Birthcare Center”. Mana nih yang Parents banget?

Birthcare Center adalah sebuah drama korea tentang keseharian para ibu yang baru melahirkan, yang tinggal di sebuah pusat perawatan pasca-persalinan, dengan segala dinamika yang dialami oleh seorang Ibu baru.

Tokoh utamanya adalah Oh Hyeon-jin, Ibu Lem Stik, seorang wanita yang sudah tidak muda lagi tapi mendapat anugerah untuk menjadi Ibu. Ia terobsesi dengan karir dan pekerjaannya, bahkan baru saja mendapat promosi sebagai direktur di tempat ia bekerja. Di waktu yang bersamaan, dia mendapat kabar bahwa dia sedang mengandung anak pertamanya.

Selama masa kehamilan, ia tetap bekerja dengan keras, bekerja lembur, dan berusaha selalu mencapai targetnya, bahkan sampai menjelang masa persalinannya. Setelah melahirkan, ia kaget dengan berbagai perubahan yang terjadi. Hidupnya berubah 180° dan ia harus mengambil berbagai keputusan atau pilihan-pilihan yang sulit.

Drama ini menceritakan banyak hal yang sangat mendekati gambaran dinamika seorang ibu yang baru melahirkan di dalam lingkungan sosialnya. Pas nonton banyak adegan yang bikin terharu karena “Ih kok sama banget ya”, “Duh, bener banget!”, dan kesamaan-kesamaan lain yang relate banget sama aku, si ibu muda ini haha.

Berikut beberapa realita yang digambarkan di drama ini.

1. Prioritasnya bukan pribadi Ibu sendiri, melainkan anak yang baru dilahirkan.

Setelah baru saja melahirkan, keluarga dan teman-teman Hyun Jin terlihat hanya memedulikan anaknya, bukan dirinya. Ketika dijenguk di rumah sakit, kebanyakan orang hanya melihat dan menanyakan anaknya. Bahkan mertuanya mengeluarkan kata-kata yang secara tidak langsung mengesampingkan perasaan Hyeon-jin bahwa melahirkan bukanlah proses yang mudah, Padahal, ia harus mengalami pecah ketuban dan sempat hilang kesadaran juga saat sedang mengejan. Hanya ibu kandungnya yang memedulikannya. Ibunya menenangkan, menghibur, dan menemaninya di rumah sakit.

2. Harus memperhatikan diri untuk kepentingan bayi.

Ia harus menahan keinginannya untuk minum es amerikano (yang mengandung kafein) karena sedang menyusui. Ia juga harus menjaga tubuhnya tetap hangat dengan memakai syal, kaos kaki, dan sandal. Setiap makanan yang masuk ke tubuh juga harus makanan yang bergizi untuk kualitas ASInya. Di birthcare center, selalu disediakan makanan yang bergizi, suasana, dan berbagai fasilitas untuk ibu yang mendukung kuantitas dan kualitas produksi ASI.

3. Menyusui adalah proses yang tidak mudah dan harus diusahakan.

Awal-awal menyusui Ibu Lem Stik harus berjuang keras karena putingnya rata dan Lem Stik tidak mau menyusu. Dengan tetap konsisten dan berani bertanya pada yang lebih ahli, perlahan ia bisa menyusui Lem Stik dengan baik.

Selain itu, ibu juga harus siap memompa payudara untuk meningkatkan produksi ASI dan menghindari payudara mengeras karena ASI yang berlebih.

4. Perubahan Fisik

Setelah melahirkan, otot vagina akan menjadi agak kendur dan terkadang rasanya tidak mampu menahan keinginan untuk buang air kecil. Hal ini dialami juga oleh Ibu Sarang yang sampai mengompol di lift. Saya juga pernah mengalaminya langsung! Tapi untungny di rumah, bukan pas lagi pergi. Sebenarnya rasanya masih bisa ditahan, ga terlalu kebelet, tapi ternyata engga, jadi langsung ngompol tanpa peringatan wkwk.

Selain itu, payudara juga semakin besar karena memproduksi dan menyimpan ASI. Di serial ini digambarkan juga ketika mama Yomi yang ahli di bidang fashion mengetahui kalau pakaian dalam (bra) ibu Lem Stik ternyata kekecilan, tidak sesuai ukuran, sehingga bisa membuat tubuhnya terasa tidak nyaman.

Di samping itu, badan ibu juga tidak bisa langsung kembali mengecil setelah melahirkan. Hal ini digambarkan di serial dengan artis yang badannya membesar dan tidak percaya diri untuk kembali tampil depan umum. Saya juga pernah nih dikomentarin sama ibu-ibu senior, perutnya kok masih besar, hamil lagi ya?! Et dahh buuu! Kalau saya bisa sulap, langsung saya permak ini perut saya :”D Hayoo, siapa juga yang pernah diginiin, ngacung! Hihii.

Nah, berbagai perubahan fisik ini tentunya dapat membuat ibu merasa tidak percaya diri. Padahal, itu hal yang wajar dan tidak seharusnya menjadi bahan perbincangan atau komentar yang negatif. Di saat ibu butuh dukungan beradaptasi dengan status barunya, jauh-jauh mengomentari hal-hal begini ya, pak, bu 🙂

5. Pengelompokan Ibu

Pilihan-pilihan yang diambil ibu terkait kehidupannya setelah mempunyai anak membuat para ibu terbagi dalam kelompok-kelompok tertentu. Ibu mengasuh anak/ibu rumah tangga (stay-at-home mom) vs Ibu bekerja (working mom). Di serial tersebut digambarkan bahwa ibu yg mengasuh anak  dianggap paling baik karena bisa melihat, memantau, dan memperhatikan tumbuh kembang anak. Sebaliknya, ibu bekerja dianggap tidak baik karena egois memilih meninggalkan anak untuk bekerja dan melewatkan usia emas anak. Yuk yuk di jaman sekarang ga penting banget kalau beradu soal yang begini-begini. Semua ibu pasti punya pertimbangan masing-masing dan pastinya itu yang terbaik untuk anaknya.

Banyak ibu terpaksa memilih menjadi SAHM karena tidak ada orang atau support system lain (daycare) yang bisa dipercaya untuk menjaga anaknya, tidak ada dukungan finansial untuk merekrut nanny atau helper, ada inner child yang pernah terluka dengan figur orang tua dan tidak mau itu dirasakan juga sama anaknya, ada kecemasan atau mistrust sama orang asing (which is nanny/helper) karena beredar banyak kasus negatif yang melibatkan pihak-pihak ini.

Jadi, gak semuanya memilih SAHM karena ga mau bekerja lagi juga. Banyak yang rela melepas mimpinya (sementara) untuk berkarir atau bebas menggunakan uang sendiri demi membersamai keluarga dan poin-poin di atas lho. Memang jadi SAHM itu mudah? Cuma rebahan aja? Yuk, cobain. Hahahaha.

Begitu juga dengan ibu bekerja. Banyak yang terpaksa memilih menjadi working mom karena kondisi finansialnya belum bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, ada juga yang sudah tidak punya pasangan dan harus mencari uang lebih untuk kebutuhan anaknya, ada yang ingin meraih mimpi yang dulunya hampir tidak mungkin dia capai, dan ada yang tidak ingin anaknya merasakan kesulitan (tidak terpenuhi kebutuhannya) seperti yang dulu pernah ia rasakan.

Jadi, gak semua ibu bekerja itu memilih bekerja karena mau meninggalkan anaknya gitu aja. Banyak yang rela meninggalkan anaknya sampai menahan tangis, untuk apa? Ya untuk kebaikan anaknya juga dan poin-poin di atas tadi, lho.

Banyak juga ibu SAHM merangkap bekerja karena jaman sekarang banyak sekali kesempatan mendapatkan penghasilan tanpa harus ‘ngantor’. Begitu pula banyak ibu bekerja yang masih harus mengurus anak dan rumah, baik sebelum dan setelah bekerja. Nah, gimana tuh rasanya? Luar biasa hebat kan ibu-ibu semua.

Ada juga klasifikasi Ibu ASI vs Ibu Sufor. ASI sudah terbukti memiliki berbagai kandungan yang baik untuk tumbuh kembang anak. Ibu yang bisa menyusui anaknya dianggap lebih baik daripada ibu yang memberikan susu formula. Padahal, ada beberapa kondisi yang seringkali tidak bisa dikendalikan ibu dan membuatnya harus memberikan sufor pada anaknya. Apapun itu, yang terpenting ibu tidak akan memberikan hal yang buruk untuk anaknya, bukan? Sufor bukan racun, bahkan bisa menjadi alternatif jika ASI betul-betul tidak dapat diberikan.

Jadi, udah pasti semua ibu akan mengambil keputusan yang terbaik dari berbagai alternatif atau pilihan-pilhan yang mungkin buruk juga. Dari yang terburuk diambil pilihan yang terbaik. Yuk, stop mom-shaming dalam bentuk apapun dan mari kita mulai saling support dan mengingatkan dengan cara yang konstruktif untuk kesehatan mental dan fisik ibu-ibu juga 🙂

6. Penyesuaian Ayah yang mendampingi ibu yg baru melahirkan

Sama dengan ibu, seorang ayah baru juga mengalami banyak perubahan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab baru sebagai seorang ayah. Bahkan, biasanya dari sejak masa kehamilan ibu, ayah baru sudah mulai beradaptasi untuk mempersiapkan kehadiran si kecil.

Dalam serial diceritakan ayah Lem Stik berusaha untuk memberikan dukungan di masa kehamilan sang istri dengan menggantikannya mengikuti kelas senam kehamilan & praktik mengurus anak saat sang istri berhalangan karena harus bekerja. Meskipun dalam kehidupan nyata sepertinya jarang sekali ya, seorang suami mau join di kelas persiapan kelahiran tanpa sang istri.

Selain itu, dukungan yang ditunjukkan ayah Lem Stik di antaranya ikut kelas cara mengelola nafas saat melahirkan, datang ke pameran untuk membeli barang kebutuhan bayi, ikut kelas pijat laktasi, dan bahkan menyembunyikan fakta kalau dia sakit agar tidak membuat ibu Lem Stik kepikiran. Tapi adegan-adegan ini sukses bikin mupeng sih. Rasanya terharu banget kan Bu kalau suami support sebegitunya 🙂

Ayah Lem Stik juga terlihat berusaha mengendalikan emosinya saat beberapa sikapnya dianggap salah oleh istrinya (yang sedang lelah dengan tanggung jawabnya sebagai ibu baru juga). Meskipun seringkali ia terlihat kebingungan menghadapi istrinya, ia tak berhenti melakukan berbagai cara untuk membuat ibu Lem Stik bahagia menghadapi situasi baru tersebut.

7. Siapa yang menjaga anak?

Setelah melahirkan dan harus kembali beraktivitas, akan menyusul kegalauan tentang siapa yang mau menjaga si kecil. Khususnya untuk ibu bekerja yang harus memikirkan siapa yang akan menjaga anaknya saat ibu harus kembali bekerja.

Ibu Lem Stik yang terobsesi dengan karirnya juga mengalami kegalauan yang sama. Ia harus mulai mewawancarai dan memilih pengasuh. Merekrut pengasuh anak juga bukan hal yang mudah dan butuh pertimbangan, lho. Butuh pertimbangan dan seleksi yang tepat agar anak tidak dijaga oleh orang yang sembarangan.

Siap Jadi Orang Tua?

Nah, susah ya pertanyaannya? 😀 Siap gak siap harus siap wkwkwk. Dulu sebelum punya anak saya sudah menyiapkan mental dan finansial secara khusus untuk menerima anggota baru di dalam keluarga saya, yaitu si kecil. Meskipun sudah disiapkan, banyak sekali hal yang tidak terbayangkan, di luar dugaan, dan ternyata cukup berat untuk dihadapi. Tapi ternyata bisa juga dilalui dengan jatuh bangun nangis-nangis :”)

Menjadi orang tua perlu persiapan. Jangan lupa untuk persiapkan diri juga menghadapi hal-hal yang tidak bisa dikendalikan, yaa.

Semangat terus ya para orang tua dan calon orang tua <3

(Visited 12 times, 1 visits today)

Leave a Comment